www.kegawarrior.com

Selasa, 21 September 2010

Lagi, Korban Senjata Mainan Bertambah


Liputan6.com, Padang: Senapan mainan dapat mengakibatkan cedera bagi anak-anak. Korban senapan mainan di Padang, Sumatra Barat, terus bertambah. Hingga Senin (20/9) siang, korban bertambah menjadi 11 anak. Korban terakhir adalah Yogi, bocah berumur (14) warga Purus, Padang. Yogi menjadi korban karena ditembak temannya saat bermain senapan mainan.

Para korban bisa terancam kebutaan setelah terkena peluru plastik yang berasal dari senapan mainan. Hasil pemeriksaan dokter menunjukkan, sebagian korban mengalami luka robek di bilik bola matanya hingga mengakibatkan pendarahan, dan membutuhkan penyembuhan yang lama. Saat ini, Rumah Sakit M. Jamil, Padang, masih merawat tiga pasien korban senjata mainan dari total 11 orang sejak Lebaran lalu [baca: Mainan Berbahaya Bisa Bikin Buta].(IDS/ANS)

Selasa, 22 Juni 2010

100 Tahun Hari Ayah



Setiap minggu ketiga di bulan Juni diperingati sebagai hari Ayah (Father's Day) di beberapa negara. Sedangkan beberapa negara lain peringatan hari Ayah dilaksanakan di bulan-bulan yang lain. Australia dan Selandia Baru merayakan di bulan September, sedangkan Skandinavia, Norwegia, Swedia, Finlandia merayakannya di bulan Nopember. Indonesia memang belum memberlakukan hari Ayah ini, yang ada hanya hari Ibu.

Sejarah mencatat, hari Ayah ini dicetuskan tahun 1909-an oleh Sonora Smart-Dodd. Ia mengusulkan hari ayah ini karena mau menghargai ayahnya yang telah membesarkan 7 anak tanpa didampingi ibunya. Ide yang konyol ini pada mulanya ditertawakan oleh banyak orang. Kerja kerasnya mulai menunjukkan tanda-tanda keberhasilan ketika Menteri Spokane merayakan Hari Ayah pertama pada 19 Juni 1910. Dengan dukungan dari Menteri Spokane ini maka diadakanlah acara festival (perayaan) Hari Ayah dengan sangat meriah.

Pada tahun 1972, Presiden AS Richard Nixon, akhirnya menetapkan bahwa pada minggu ketiga bulan Juni adalah Hari Ayah Nasional di AS.

Generasi ini membutuhkan sosok ayah yang dapat melindungi mereka. Sosok ayah yang mengajar dan menjadi teladan bagi mereka.

Be Father for next generation..!

Ismael.. kehilangan Abraham, ayahnya... ia juga sempat ditinggalkan ibunya. Ismael hanya mendapatkan air dan roti dari Abraham, ayahnya. Sejak itu ia tidak pernah bertemu lagi dengan ayahnya sampai pada pemakaman Abraham. Betapa sakit dan lukanya Ismael... Ia berteriak dan Allah mendengar! (arti Ismael: Allah mendengar). Allah menyediakn sumur penuh dengan air, dan ia meminumnya.

Kaum Ismael meneriakkan kekeringan dan kepahitannya..saat-saat ini. Mereka akan mendapatkan kesegaran dari air hidup, yaitu Yesus. Waktunya sedang digenapi. Siapkah kita menyambut mereka, dalam pertobatan dan pemulihan besar-besaran? Siapkah kita menjadi "ayah" bagi mereka generasi yang terhilang? Mereka yang mencari "ayah" selama ini...dan akan menemukan pada diri Anda.

Be Father for next Generation..!

Menjadi ayah bukan hanya di keluarga kita, atau hanya untuk orang percaya saja, namun siapkah kita juga menjadi bagi ayah bagi mereka yang sedang kekeringan berteriak mencari "ayah" juga?

Be Father for next Generation..!

GBU
Kak Toni

Rabu, 16 Juni 2010

Pintu Pornografi Anak-Anak


Maraknya kasus video Luna-Ariel beberapa waktu lalu membuat para orangtua ikut resah. Bukan karena image idola mereka yang tercoreng, namun lebih pada ikut maraknya peredaran video tersebut pada anak-anak mereka. Rasa ingin tahu yang besar pada anak-anak mendorong mereka untuk mencari video Luna-Ariel.

Beberapa waktu lalu Yayasan Kita dan Buah Hati memaparkan hasil penelitian yang telah dilakukan sejak 2008 (Januari 2008 – Februari 2010) di hadapan Komisi Nasional Perlindungan Anak tentang perilaku anak terhadap pornografi. Penelitian ini berdasarkan 2.818 sampel yang diambil pada anak-anak kelas IV-VI. Apa hasil survey tersebut?

Sebesar 67% anak-anak pernah mengakses pornografi. Sebenarnya hal ini pun saya temui di lapangan saat dilakukan survey praktis. Hal ini belum dibagi berdasarkan jenis kelamin. Jika dipisahkan berdasarkan jenis kelamin, dapat diasumsikan bahwa anak laki-laki mendominasi perilaku akses pornografi itu. Di mata anak-anak, pornografi adalah gambar telanjang (31%), sesuatu yang jorok (29%), menunjukkan aurat dan bagian yang tidak boleh dilihat (12%).

Media apa yang digunakan anak-anak tersebut: 24% (komik), 22% (situs internet), 17% (Game Elektronik), 12% (TV/film), 6% (telepon genggam/HP), 6% (Majalah), 5% (Koran/tabloid). Ternyata Komik dapat menjadi gerbang utama akses pornografi pada anak-anak. Dalam pengamatan di lapangan, saya pernah menemukan komik-komik jenis XXX yang diperjualbelikan atau diperpinjamkan secara bebas. Anak-anak dapat meminjam tanpa perlu ada larangan dari pemilik perpustakaan atau toko buku. Dari pengakuan pemilik perpustakaan mereka mendapatkan paket-paket komik dalam bentuk segel, sehingga mereka tidak tahu isi/cerita komik tersebut sebelumnya. Isi gambar pornografi dalam komik itu diketahui setelah ada laporan dari peminjam. Demikian hasil studi lapangan yang saya lakukan beberapa tahun yang lalu. Hasil survey ini dapat berubah atau bergeser seiiring dengan waktu serta perkembangan di lapangan.

Survey ini masih berlanjut, apa motivasi anak-anak mengakses konten pornografi? 21% (karena iseng), 18% (penasaran), 9% (ikut teman), 3% (takut dianggap kurang pergaulan). Keisengan dapat diartikan sebagai perilaku tanpa tujuan jelas, atau dorongan tanpa maksud jelas. Perilaku ini dapat diabaikan tanpa konsekuen tertentu. Jadi dapat dihilangkan (tidak dilakukan) tanpa akibat pada dirinya. Coba bandingkan dengan motivasi yang lain. “Ikut teman”, jika ia tidak melihatnya akan berakibat dijauhi teman-temannya.
Anak-anak seharusnya dibimbing untuk bertanggungjawab dalam setiap pilihan yang diambil. Akibat-akibat sebuah perilaku. Ajarkan berpikir panjang sebelum bertindak.

Sebenarnya, bukan saja pornografi yang anak-anak kita. Masih ada yang lain... OKULTISME, KEKERASAN, PEMIKIRAN-PEMIKIRAN MENENTANG FIRMAN TUHAN.. dan semuanya dikemas dengan cantik dalam media yang sehari-hari membombardir anak-anak kita.

Berjaga-jagalah dan waspadalah. Dampingi anak-anak dan ajarkan mereka takut akan Tuhan. Let’s move, and be mover NOW!

Kak Toni

Sabtu, 05 Juni 2010

Masak Bersama Si Kecil


Mungkin Anda berpikir, buat apa? Cuma bikin dapur kotor dan berantakan saja. Jangan lupa, memasak bersama anak bukan hanya menambah pengetahuan si kecil, tapi juga bisa mempererat ikatan Anda dan anak.
Minta si sulung atau si bungsu menentukan, apa masakan yang akan Anda olah bersama. Ajak mereka belanja, memilih bahan, menyiapkna bumbu, dan memasak. Jadikan kegiatan ini sebagai sebuah rutinitas. Nikmat, lo, masak bersama anak-anak. Bisa tertawa bersama, bertukar cerita, dan akhirnya menyantap hidangan bersama pula.
Berikut 10 tips yang bisa dilakukan
1. Matikan pesawat televisi saat memasak dan waktu makan.
Acara TV adalah gangguan terbesar saat Anda menginginkan adanya interaksi di antara anggota keluarga.
2. Delegasikan tanggung jawab dari keseluruhan hidangan yang akan disiapkan ke anak-anak. Mulailah dengan menentukan bersama apa yang akan dimasak/disiapkan.
3. Berbelanjalah keperluan memasak dengan anak¬anak. Beri mereka kesempatan untuk memilih sayuran, daging, kentang/tepung/nasi dan bahan makanan lainnya sesuai kebutuhan.
4. Tentukan anggaran belanja dan buatlah anak-anak mematuhi anggaran belanja yang telah ditentukan. Dengan demikian, Anda telah mengajarkan mereka perilaku tidak konsumtif. Ajak anak-anak membandingkan harga dari bahan mentah dan harga makanan siap saji/matang.
5. Mulailah dari resep makanan yang paling disukai anak Anda. Sudah tentu mereka akan jadi lebih bersemangat.
6. Untuk anak-anak yang susah makan, mulailah dari makanan penutupnya. Saat mereka mengerjakan makanan penutup, sertakan mereka untuk membantu Anda memuat hidangan utamanya.
7. Jadikan meja makan sebagai satu tempat yang "sakral" dengan membuatnya selalu dalam
keadaan teratur. Pasanglah selalu taplak dan serbet dari bahan yang mudah perawatannya. Jangan biarkan meja makan dipenuhi dengan surat-surat dan barang-barang yang seharusnya bukan di situ letaknya.
8. Buatlah makan malam menjadi satu acara tradisi keluarga. Misalnya, dengan cara tidak memperbolehkan seseorangpun untuk memulai makan atau mengeluarkan hidangan, sebelum seluruh anggota keluarga lengkap duduk di meja makan.
9. Tunjukkan pada anak-anak, selama mereka beraktivitas di dalam dapur, Anda akan selalu memberi perhatian kepada mereka. Jangan biarkan mereka memanggil Anda dari ruangan mana pun di rumah Anda.
10. Buatlah waktu makan menjadi acara bincang-bincang yang menarik (tentu dapat juga pada dilakukan saat masak dan menyantap hidangan) dengan pokok pembicaraan yang menarik bagi anak.
Ingat baik-baik, saat seperti ini bukanlah waktu yang tepat untuk "membombardir" anak-anak dengan berbagai pertanyaan mengenai pekerjaan rumah atau masalah-masalah mereka di sekolah. (Dwi Aristyo)

HATI-HATI: AKTIVASI MIDBRAIN


e-BinaGuru -- MILIS DISKUSI PARA PELAYAN ANAK DAN GURU SEKOLAH MINGGU 

Mohon anda sebagai orang tua berhati-hati; karena organisasi ini mengincar masa depan anak kita; krn di DENPASAR, MADIUN, SURABAYA dan YOGYA sdh banyak yg tergiur.

Mrk sedang melakukan promosi besar2an dengan kata2 : AKTIVASI MIDBRAIN / OTAK TENGAH yang secara ilmiah dapat diterima dengan akal, serta juga pernah disiarkan di : RCTI & METRO TV; ditawarkan kepada para orang tua yang memiliki anak usia 5 - 15 tahun sbb :

1. Dengan membayar 3,5 juta anak kita akan diaktifkan Otak Tengahnya selama 2 hari @ 6 jam dalam ruangan tertutup (orang tua tdk boleh masuk)

2. Setelah proses 2 hari mereka dapat membaca dan beraktifitas dengan mata tertutup hanya dalam waktu 2 hari.

3. Mereka memakai istilah "Blind Fold Reading Method"

Namun berdasarkan data-data kesaksian, informasi, penelitian yang kami dapatkan; pengaktifan dlm ruangan tertutup selama 2 hari tersebut memakai sistem sebagai berikut:
HIPNOTIS/HIPNOSIS/ TERAPI GELOMBANG OTAK ; yang secara keseluruhan memakai sistem yang sama namun diilmiahkan. Karena hipnotis sekarang dapat dilakukan tanpa memakai PENDULUM (bisa memakai musik & alat digital).

Informasi lainnya; apabila mereka mencatut nama anak2 hamba Tuhan, seperti : anak Pdt. Petrus Agung, anak Pdt. Arifin (bethany), serta lainnya; hal tersebut adalah kebohongan semata... Karena berdasarkan cross check langsung, mereka menyatakan TIDAK MENYETUJUI bisnis ini.
Karena sangat BERBAHAYA .. !!! Jgn bahayakan anak2 kita .. !!!

45 Persen Remaja Jakarta Pakai Narkoba


By Eko Priliawito, Sandy Adam Mahaputra - Jumat, 4 Juni


VIVAnews - Angka pengguna narkoba pada kalangan remaja di Jakarta terus mengalami peningkatan yang tajam. Dalam lingkungan sekolah jumlahnya mencapai 45 persen.

Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya bekerjasama dengan Dinas Pendidikan DKI Jakarta membentuk nota kesapahaman untuk memasukkan penyuluhan dan pencegahan narkoba di dalam kurikulum pendidikan.

Wakapolda Brigjen Putut Bagusprasetyo mengatakan, kegiatan ini merupakan implementasi kebijakan Kapolri untuk membangun partnership building. Demi menjalin kerjasama dengan institusi pemerintah maupun masyarakat dalam melaksanakan pencegahan penyalahgunaan narkoba.

"Ini merupakan upaya preventif untuk mencegah anak-anak muda atau usia produksif agar tidak terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba," ujarnya kepada wartawan, Jumat 4 Juni 2010.

Hal senada juga diungkapkan, oleh Direktur Narkoba Polda Metro Jaya, Kombes Anjan Pramuka Putra. Menurutnya dari data yang ada pada tahun 2010, para pengguna narkoba di usia remaja atau produktif (SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi) di Jakarta sebanyak 45 persen.

"Jumlah ini cukup mengkhawatirkan, untuk itu perlu adanya sebuah penyuluhan, pencegahan, serta dampak dari narkoba yang dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan," jelas Anjan.

Ia melanjutkan, dimasukkannya masalah penyuluhan dan pecegahan narkoba ke dalam kurikulum pendidikan, dinilai bisa meredam angka penggunaan narkoba di kalangan pelajar.

Seperti yang tertuang dalam UU No 35 Tahun 2009, pasal 60, dimana bahaya narkoba harus dimaksudkan ke kurimulum pendidikan dilingkungan sekolah. "Diharapkan jika sudah dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah baik negeri dan swasta, sekolah DKI Jakarta bisa jadi percontohan untuk provinsi lain," tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taufik Yudi Mulyanto menyembut baik adanya nota kesepahaman tersebut. Ia menuturkan, dengan masuknya kurikulum bahaya narkoba dinilai dapat memberikan pencegahan kepada siswa akan dampak buruk dari narkotika.

"Prinsipnya kita mencegah terus dan memberikan pemahaman kepada seluruh unsur pendidik dan siswa," imbuhnya.

Nantinya, sambung Taufik, kurikulum bahaya narkoba akan diberlakukan untuk tingkat SD, SMP, SMA di Jakarta. "Guru-guru juga akan diberikan pelatihan, dan tentunya akan dibuat modul-modul tentang bahaya narkoba, mulai dari pencegahan dan penyuluhannya," tutupnya. (adi)

Rabu, 02 Juni 2010

Anak-anak Indonesia


( dicuplik dari booklet MENGUBAH GENERASI )

Keadaan yang memprihatinkan di tahun 2009:
  • 2,3 juta anak menjadi korban kekerasan, 61,4 % pelaku kekerasan terhadap anak adalah orang tua (sumber:Kementrian Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak - Susenas th 2006 )
  • Setiap tahun 2,6 juta anak diaborsi di Indonesia, tertinggi di Asia dan peringkat ke-3 dunia setelah China & India. (Sumber: www.hisbut_tahir.co.id)
  • 24% dari pelaku aborsi berusia dibawah 19 tahun (sumber: www.aborsi.org)
  • 111.000 Pelajar SMP-SMU adalah pengguna narkoba. 12.848 anak SD teridentifikasi mengkonsumsi narkoba (sumber: BNN - Kom Nas PA)
  • 2,5 juta anak usia 7 - 15 tahun tidak memperoleh hak untuk pendidikan dasar 9 tahun karena berbagai alasan ( sumber KomNas PA - catatan 2009)
  • Ribuan kasus AIDS dalam usia 18-25 tahun membuktikan bahwa penularan terjadi pada masa anak-anak dan remaja Indonesia dan sedang naik secara mengejutkan (sumber: World Vision 2009)

Senin, 31 Mei 2010

10 Game Berbahaya untuk Anak




Libur sekolah di depan mata. Lembaga penelitian National Institute on Media and the Family (NIMF) mengeluarkan daftar game yang tidak layak dimainkan anak. Pasalnya pada musim liburan, banyak anak akan menghabiskan waktu di depan monitor dan TV untuk bermain video game.

Menurut NIMF, game-game beradegan kekerasan dengan konten khusus dewasa ternyata sering dimainkan oleh anak-anak.

NIMF mengimbau agar orangtua mendamping anaknya saat bermain game. Mereka mengeluarkan daftar 10 game yang dianggap berbahaya dan perlu dijauhi bagi anak-anak, seperti dikutip dari Digitaljournal, Rabu (26/11/2008):

1. Blitz: The League II
Game ini adalah game olahraga football yang identik dengan kekerasan antar pemainnya. Game ini dikeluarkan oleh Midway, yang juga penerbit game Mortal Kombat.

2. Dead Space
Dead Space merupakan game horor yang dirilis Electronic Arts, di mana karakter utama dalam game ini harus berkelahi melawan monster yang dijuluki "Necromorphs". Untuk memberikan kesan horor dan kesadisan yang lebih nyata, mayat dalam game dibuat seperti mayat betulan.

3. Fallout 3
Fallout 3 adalah game action role-playing dari Bethesda Game Studios. Game ini memiliki setting waktu sekitar abad 23 dimana dunia mengalami kehancuran total menjadi sebuah wasteland akibat perang nuklir.

4. Far Cry 2
Far Cry 2 dikembangkan oleh Ubisoft Montreal untuk konsol Xbox 360, PlayStation 3, dan PC. Ini adalah game pertempuran di sebuah desa. Gamer juga akan dihadapkan pada petualangan mengendarai perahu boat yang mengharuskan pemainnya melakukan zig-zag melewati jurang.

5. Gears of War 2
Game yang satu ini diterbitkan oleh Epic Games dan Microsoft Game Studios. Gears of War 2 adalah game tembak-tembakan sehingga sudah pasti ada banyak senjata pada game ini. Gears of War 2 kabarnya lebih sadis dan lebih brutal.

6. Legendary
Game Legendary dikembangkan oleh Spark Unlimited, produsen video game yang berbasis di Sherman Oaks, California, Amerika Serikat. Karakter utama dalam game ini bernama Charles Deckard, pencuri benda-benda seni. Salah satu yang hendak dicuri Charles adalah sebuah kotak kuno yang disebut kotak pandora. Celakanya, saat kotak itu terbuka, lepas segerombolan makhluk buas dan mengacaukan dunia.

7. Left 4 Dead
Game ini bertemakan zombie dan dikeluarkan oleh Electronic Arts. Game ini mengandung adegan-adegan sadis dan brutal. Pemain dalam game ini harus bekerja sama untuk bisa selamat melawan zombie

8. Resistance 2
Ini adalah game perang dengan latar perang dunia, di mana gamer diajak bertempur. Game ini dikembangkan oleh Insomniac Games. Seri pertama game ini sempat menuai kontroversi karena bangunan gereja yang ditampilkan pada game ini.

9. Saints Row 2
Game Saints Row menawarkan kebebasan untuk berbuat apa saja tanpa harus mengikuti aturan sebuah misi tertentu. Game ini penuh dengan penghianatan dan aksi balas dendam. Ada banyak misi yang bisa dilakukan, seperti aksi balapan jalanan, perampokan, pemalsuan asuransi dan aksi kreatif dan sadis lainnya.

10.Silent Hill: Homecoming
Silent Hill: Homecoming membawa gamer ke dalam dunia yang suram penuh kekacauan dan bernuansa teror mencekam di Silent Hill, kota sunyi terpencil yang selalu ditutup oleh kabut pekat.

Pendatang baru di Silent Hill adalah Alex Sheperd, seorang veteran perang yang berusaha mencari saudara laki-lakinya yang hilang secara misterius. Selain harus berhadapan dengan mahkluk jahat, ia juga harus menyelesaikan beberapa teka-teki

Jumat, 28 Mei 2010

Game Dituding Merusak Masa Kecil Anak






LONDON - Mantan pemimpin Partai Konservatif Inggris, Iain Duncan Smith, menuding video game benar-benar merusak sifat murni anak-anak. Pasalnya, tidak ada yang peduli dengan masalah batasan umur di dunia game.

Dilansir melalui Times Online, Senin (25/1/2010), Smith mengklaim game seharusnya dapat dibatasi oleh sensor umur, seperti dalam televisi, karena beberapa game dapat dikategorikan 'sangat ekstrim'. Bahkan Smith menjadikan Grand Theft Auto (GTA) sebagai salah satu conton kategori tersebut.

"Kita membiarkan anak-anak untuk kehilangan masa kecilnya, dan beberapa video game sangat mengajarkan kekerasan, seperti GTA. Game tersebut seharusnya ditujukan bagi pemain di atas umur 18 tahun, namun sepertinya tidak ada orang yang peduli akan hal itu," ujar Smith.

Padahal, lanjut Smith, vendor game telah melakukan notifikasi tersebut dengan menyematkannya melalui label yang ada di kemasan software game. Namun banyak orang tua yang tidak mengindahkannya.

Namun begitu, dikatakan ahli komputer game di Inggris melalui situs vg247, memperhatikan game rating sesuai umur sepertinya tidak terlalu membantu hal ini. Pasalnya, pemerintah Inggris pernah menyerukan vendor game untuk memperbesar kotak notifikasi umur pada kemasan video game. Namun hal itu tetap saja tidak berpengaruh.

Menurut data vg247, sekira 33 persen orang tua di Inggris masih memberika toleransi yang cukup besar bagi anak-anaknya untuk memainkan video game di atas umur.
(srn)

Astaga, Bocah Dua Tahun Hisap 40 Rokok Per Hari


Liputan6.com, Musi Banyuasin: Kebiasaan Ardi Rizal mengejutkan kita semua. Bayangkan saja, balita berusia dua tahun asal Musi Banyuasin, Sumatra Selatan, ini menghisap 40 batang rokok setiap harinya. Apalagi jika kebiasaanya tidak terpenuhi, bisa-bisa Ardi mengamuk.

"Dia benar-benar kecanduan. Jika ia tidak mendapatkan rokok, dia marah, menjerit, dan membenturkan kepalanya ke tembok. Katanya ia merasa pusing dan sakit," isak ibunya, Diana (26). Soal hobinya yang berbahaya ini, Ardi juga pemilih. Ia hanya mau menghisap satu jenis merek rokok. Juga karena kebiasaan Ardi, orang tuanya harus mengeluarkan uang 50 ribu rupiah perharinya.

Orang-orang mungkin terheran-heran, bagaimana bisa sang ayah, Muhammad (30) sudah mencekoki buah hatinya dengan rokok saat berusia 18 bulan. Kondisi Ardi menarik perhatian para pejabat yang menawarkan akan memberikan mobil kepada keluarga ini, asalkan Ardi berhenti merokok.

Namun, Mohammed yang bekerja sebagai pedagang ikan mengatakan, "Dia tampak cukup sehat bagi saya. Saya tidak melihat adanya masalah." Wah-wah bapak tidak bertanggungjawab ini seolah tidak merasa bersalah setelah menjerumuskan anaknya.

Kasus anak balita merokok ini sebelumnya juga terjadi di Malang, Jawa Timur. Sas seorang bocah yang baru berusia tiga tahun tumbuh sebagai bocah yang pandai merokok dan berkata kotor. Keadaan yang membuat miris setiap orangtua [baca: Ibu Menyesal Sang Buah Hati Merokok].

Kasus yang sama juga terjadi di Subang, Jawa Barat. Bocah tujuh tahun sudah merokok hingga dua bungkus perhari sejak masih berusia tidak tahun [baca: Bocah Tujuh Tahun Merokok Dua Bungkus Sehari].(TheSun/AST/AYB)

Minggu, 23 Mei 2010

Gangguan Jiwa Bisa Dideteksi Sejak Usia Dini


Jakarta (ANTARA) - Direktur Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan Jakarta Ratna Mardiati mengatakan, potensi gangguan kejiwaan pada seseorang bisa dideteksi sejak kecil.

"Itu bisa diketahui sejak usia dini dari daya tahan mental mereka," kata Ratna Mardiati ketika ditemui di kantor Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Jakarta, Kamis.

Menurut dia, ada suatu kelemahan pada diri seseorang yang sering diabaikan sebagai potensi masalah di kemudian hari.

"Misalnya saja keterlambatan bicara, berjalan, dan belajar. Lantas ada anak yang sering diolok-olok temannya. Itu adalah bentuk kelemahan yang harus diperhatikan," katanya

Ratna mengatakan, orang dengan masalah kejiwaan punya titik lemah yang berbeda satu sama lain. Gangguan daya tahan mental tersebut disebabkan oleh faktor internal individu.

"Kondisi sosial ekonomi itu hanya pencetus. Faktor yang oleh kami, psikiater, dianggap sebagai penyebab ada dalam diri individu. Bakat," katanya.

Menurut dia bakat itu muncul karena gangguan psikologis dan fungsi otak.

"Bagaimana dia dapat bakat itu? Pertama, karena dia terlahir dengan otak tidak berfungsi baik, proses kerjanya terganggu karena mungkin ibunya pernah berusaha menggugurkan janin, karena keracunan atau infeksi otak. Kedua, karena masalah psikologis. Misalnya dia selalu ditakut-takuti sejak kecil sehingga sampai dewasa hidup dalam ketakutan," katanya.

Ia menjelaskan, orang dengan bakat gangguan daya tahan mental baru bisa mengalami gangguan jiwa jika tidak mendapat dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat mereka untuk mengatasi kelemahan.

"Kalau dukungan keluarga bagus, orang dengan kelemahan daya tahan mental, dengan gangguan di otaknya, tidak akan apa-apa. Gangguan itu muncul kalau dia tidak mendapatkan dukungan yang diperlukan," katanya.

Oleh karena itu dia menekankan pentingnya peran keluarga dalam membangun daya tahan mental anak.

Ratna mengatakan orang tua bisa menjalankan perannya dengan memperhatikan setiap tahapan perkembangan anak secara baik dan membantu anak-anak mengatasi kelemahan mereka dengan berusaha mendengarkan dan memahami kebutuhan mereka.

"Jadi masalah gangguan jiwa sebenarnya bisa dicegah kalau orang-orang memahami dan memperhatikan ini," katanya.

Dia mengakui sampai saat ini pemahaman masyarakat mengenai masalah kesehatan jiwa masih rendah.

Sebagai fasilitas yang memberikan pelayanan kesehatan jiwa, kata Ratna, Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan berusaha meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kesehatan jiwa melalui program Kesehatan Jiwa Masyaraka yang dijalankan dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat melalui kegiatan pos pembinaan terpadu (posbindu) dan posyandu.

"Tapi memang masih harus ditingkatkan," katanya.

Menurut dia penyebarluasan informasi mengenai kesehatan jiwa sebenarnya akan sangat efektif jika dilakukan melalui pendidikan sekolah.

"Ini bisa dilakukan kalau para guru kembali menjalankan tugasnya untuk mendidik anak-anak, bukan sekedar mengajar," katanya.

Selasa, 18 Mei 2010

ATURAN IKLAN UNTUK ANAK-ANAK


DALAM IKLAN TIDAK BOLEH MENJUAL PRODUK YANG BUKAN UNTUK ANAK-ANAK, (harus dibedakan mana yang untuk anak-anak dan mana yang untuk orangtuanya)

Seringkali saat kita sebagai orangtua atau guru, mengajar mereka dengan cara orang dewasa yang semestinya memang untuk orang dewasa. Kita lupa bahwa mereka adalah anak-anak. Apa yang diajarkan untuk mereka, ajarkan untuk mereka. Namun sebaliknya, porsi yang untuk orangtua, juga berikan kepada orangtua. Di lapangan sering ditemui, orangtua sudah mengajarkan "membunuh" lawan anak-anak mereka. Orangtua menemani dan membantu anak-anak bermain game dengan tema balas dendam dan pembunuhan!!!! What? Its real!

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dr. Jay Martin dari Universitas Southern California ditemukan bahwa (dalam studi beberapa tahun atas 732 anak) konflik dengan orang tua, perkelahian sesama anak, dan kejahatan remaja, ternyata ada korelasinya dengan jumlah jam menonton televisi". Titik beratnya pada berapa lama waktu yang dipergunakan untuk menonton. Dari dunia game ditambahkan bahwa dari keseluruhan tema game yang beredar sekarang ini ternyata hanya 10% yang berisi perbuatan baik dan perilaku menolong!!

IKLAN TIDAK BOLEH MEMAKAI SELEBRITI ANAK YANG TERKENAL UNTUK MENGIKLANKAN PRODUK (promosi atau meng"endorse")

Mengapa demikian? Karena otomatis anak-anak akan "hanyut" dan "terhipnotis" untuk membeli produk itu. Bukan karena produknya tetapi karena bintang ciliknya!

Gereja juga melakukan hal yang sama. Mengundang selebriti untuk menarik massa/jemaat. Seringkali orang datang bukan karena "produk atau yang Punya produk" tetapi karena ada artisnya. Hmmm, memang anak-anak "kecil" sich! KKR Anak mengundang artis, saya tidak setuju. Artis hanya untuk mengumpulkan masa, tapi bukan itu caranya. Yesus nggak perlu artis! Walaupun waktu itu ada tokoh-tokoh pada jamannya. Itu aja yang mengikuti Dia ribuan orang..

WYSIWYG (What You See Is What You Get) IKLAN HARUS JELAS APA YANG DILIHAT ITULAH NANTI YANG MEREKA DAPAT

Seringkali promo pada anak-anak hanya oke di layar, tetapi tidak jelas aturannya. Promo discount-pun seringkali demikian. Hanya untuk menjebak calon pembeli.

Apakah pengalaman kita yang pernah kita dapat (get) dapat dilihat (see) oleh anak-anak? Sehingga mereka tidak hanya melihat (see) saja tetapi juga mendapatkan (get) apa yang kita ajarkan tentang Yesus dengan seluruh eksistensiNYA.Ingat kisah Ayub. Kalau dulu ia mengenal Allah dari kata orang, hingga akhirnya ia melihat (see) dan mendapatkannya (get) sendiri.

TIDAK BOLEH MEMBERIKAN SUGESTI PADA ANAK-ANAK. MISAL: KALAU PAKAI PRODUK INI PASTI HEBAT, LEBIH PINTAR, DSB

"Anak-anak...gereja kita lebih baik dari gereja di sana.. lihat ada semuanya di sini" demikian kata salah satu guru SM pada murid-muridnya. Ada yang lain,"Gereja di sana tidak pakai tepuk tangan, di tempat kita pakai, jadi kitalah yang paling oke di hadapan Tuhan."
Ajarkan anak-anak untuk memahami keragaman dalam tubuh Kristus. Bawa mereka pada kesatuan hati dalam Kristus. Saya percaya, anak-anak lebih mudah untuk hal ini dibandingkan kita orang dewasa. Jangan menjelekkan atau menyudutkan denominasi tertentu di hadapan anak-anak, atau mengajarkannya!! Kecuali memang benar-benar menyimpang dari kebenaran Firman Tuhan. Itupun harus tetap diajarkan bagaimana kita tetap mengasihi mereka.

TIDAK BOLEH MENGIKLANKAN LEBIH DARI 1 KALI TAYANG IKLAN PRODUK YANG SAMA DALAM WAKTU 30 MENIT

Hal tersebut dianggap "mencuci otak" mereka. Luar biasa, jikalau Firman Tuhan yang terus diperkatakan, artinya otak anak-anak kita jadi tercuci dengan baik. Firman Tuhan yang memerdekakan, Firman Tuhan yang membawa perubahan!
Berapa banyak orangtua dan guru mengajar, yang disampaikan bukan lagi Firman Tuhan, tetapi mujizat yang dialami saja, berkat yang dialami, kesehatan, dsb. Kadang tak ada satupun kutipan Firman yang disampaikan. Semuanya tentang dirinya sedangkan Yesus tak diceritakan! Kabarkan tentang Yesus dan KerajaanNYA, bukan kerajaan kita!


Lets move and be mover!
Prepare to next generation...
Kak Toni

Waspadai Perampas Masa Depan Anak ANDA!


SUNGGUH mencengangkan hasil survei yang dilakukan Lembaga Asosiasi Selamatkan Anak Indonesia yang menemukan 100 persen dari 961 siswa SMP di Kota Jakarta, Palembang, dan Karawang pernah bersentuhan dengan pornografi. Ironisnya 40 persen anak-an,ak "menikmati santapan" tentang pornografi di rumah dan 68 persen masih aktif mengakses pornografi. Artinya, rumah bukan lagi tempat aman bagi anak-anak dan hal ini sekaligus penegasan bahwa kita harus waspada terhadap perampas masa depan anak kita. Pertanyaannya, apa perampas masa depan anak itu?

Pertama, pornografi. Belum lama ini Indonesia kembali digegerkan dengan kasus mutilasi dan sodomi yang dilakukan Baikuni alias Babe. Jika ditelusuri akar penyebab utamanya, tiada lain kebiasaan mengonsumsi pornografi. Menurut Tatty Elmir, Ketua II Asosiasi Selamatkan Anak Indonesia, pada 2008 terdapat kurang lebih,2.ooo video porno dengan local content pelajar Indonesia dan meningkat dua kali lipat pada 2009. Selain itu yang perlu diwaspadai adalah game, komik, dan buku bacaan anak yang berisi pornografi.

Kedua, seks bebas. Hasil survei Lembaga Asosiasi Selamatkan Anak Indonesia menunjukkan, 93,73 persen remaja melakukan pacaran dengan cara berciuman, petting, dan oral seks. Dari 405 kehamilan yang tidak direncanakan, 95 persen dilakukan remaja 15-25 tahun. Angka kejadian aborsi di Indonesia mencapai 2,5 juta kasus, 1,5 juta di antaranya dilakukan remaja. Selain itu, laporan yahg dilansir Annisa Foundation 2008 menunjukkan, 42,3 persen pelajar siswa SMP dan SMA di salah satu kota di Jawa Barat melakukan hubungan seks yang pertama saat duduk di bangku sekolah. Sekitar 21-30 persen remaja di Jakarta, Bandung, Yogyakarta melakukan seks pranikah.

Ketiga, narkoba. Di Indonesia tiap hari 40 anak bangsa mati sia-sia karena narkoba. Laporan Komisi Perlindungan Anak 2007 menyebutkan, terjadi peningkatan pengguna narkoba pada anak-anak sebesar 1,360 persen. Badan Narkotika Nasional melaporkan, 32 persen dari total 3,2 juta pengguna narkoba dan obat terlarang secara nasional adalah pelajar dan mahasiswa (1.037.682 orang). Selain itu, 33 persen remaja kecanduan rokok dan dampaknya 57.000 orang per tahun mengembuskan napas terakhirnya.

Keempat, televisi. Fakta menunjukkan, 1.500 jam setahun dihabiskan anak-anak Indonesia untuk menonton televisi. Sebanyak 67 jam infotainment ditayangkan setiap minggu dan sangat sedikit waktu yang diberikan TV untuk acara anak-anak (bahkan ada stasiun televisi yang tidak menayangkan program anak). Pada beberapa kasus terdapat korelasi signifikan antara tayangan televisi yang ditonton anak dengan tindak kekerasan (bullying) terhadap
anak-anak di tempat belajar formal alias sekolah.

Lantas, bagaimana solusinya? Tatty Elmir menyajikan beberapa resep efektif yang dapat dilakukan guru di sekolah seperti mengefektifkan pembinaan iman dan takwa pada hari tertentu (misalnya Jumat/ Sabtu). Mengembalikan standar nilai-nilai baik-buruk kepada prinsip/dalil agama dengan bahasa yang lugas. Lebih fokus dalam pendidikan akhlak, termasuk hal-hal yang kerap disepelekan seperti konsep muh-rim, aurat, dan pergaulan yang diridai Allah SWT. Guru harus berani melakukan razia handphone dan tas rutin 1-2 kali/bulan pada hari yang tidak diketahui siswa dan bila perlu berkoordinasi dengan kepolisian. Lakukan penyuluhan berkala dengan mendatangkan ahli.

Upayakan guru selalu datang lebih awal untuk menyambut murid di pintu gerbang sekolah/kelas, agar tahu wajah anak yang sehat dan yang bermasalah sebagai deteksi aini. Jangan sungkan membuat kontrak belajar dengan siswa, agar siswa tahu hak dan kewajiban, dan menerima risiko hukuman tegas jika melanggar. Pastikan sebelum pulang, kelas dalam keadaan terkunci. Banyak kasus seks bebas/video porno pelajar, dilakukan di kelas/area sekolah ketika sekolah bubaran.

Bagi orang tua, mulailah perubahan itu dari diri sendiri, dengan meyakini pendidikan yang efektif itu bukan melalui bahasa tutur, melainkan bahasa tubuh dengan perbuatan sebagai teladan. Tanamkan pendidikan agama sejak dini, bukan hanya aktivitas ritual semata, tetapi berikut dengan nilai-ni-
lai dan makna ritual itu sendiri. Kembalikan standar baik-buruk kepada prinsip-prinsip agama. Biasakan salat jamaah dalam keluarga, dan mendiskusikan setiap situasi perkembangan zaman dan masalah-masalah pribadi menjadi masalah/beban keluarga. Jangan pernah merasa mendidik itu in-stinktif, jadilah orang tua yang mau belajar, bagaimana seharusnya menjadi orang tua, dengan cara ikut kelompok kajian atau pelatihan parental. Jadilah orang tua yang gagah teknologi (bukan gagap teknologi). Belajar memahami perasaan anak dengan cara ikut aktif melibatkan diri dalam berbagai kegiatan anak. Ketahuilah apa isi handphone, tas, dan kamar anak dengan bijak. Jadikan anak sebagai sahabat curhat.

Ketahui apa yang diakses anak di dunia maya bila perlu pelajari game yang mereka mainkan. Tempatkan kompu-ter/akses internet di ruang keluarga dengan layarnya yang menghadap ke tempat anggota keluarga berlalu lalang agar siapapun dapat memantau apa yang diakses anak. Luangkan waktu rutin rekreasi keluarga. Ajak anak membuat sendiri jadwal hariannya dengan kesibukan positif yang mereka inginkan dan sukai.

Akhir kata, kita harus proanak dalam memberikan perhatian, proteksi, dan bantuan untuk mengantisipasi sepak terjang perampas masa depan anak. Kapan harus dilakukan? Lebih cepat lebih baik, oleh karena itu lanjutkan!***

Penulis, Dosen Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini dan Sekolah Pascasarjana UPI

Jumat, 07 Mei 2010

Perilaku Ayah Ditiru Anak


Perilaku Ayah Ditiru Anak
Ayah merupakan model bagi anak-anaknya. Meniru perilaku baik ayah, itu yang dimaui. Namun, hati-hati anak bisa pula meiru perilaku sebaliknya. Tak sedikit ayah menyadari apa yang mereka lakukan tidak ingin ditiru anak. Para ayah juga tidak yakin apa yang seharusnya mereka lakukan. Misalnya saja, sepanjang hari Minggu ayah hanya bermain games di komputer, bermalas-malasan dan tak peduli kran kamar mandi bocor. Sikap ayah, direkam anak. Ayah tahu ini tidak baik dan, tentu saja, ayah tak ingin anak-anaknya kelak juga berperilaku demikian. Tetapi, apa tidak boleh bermalas-malasan di hari Minggu Apa pun jenis kelamin anak, ayah merupakan model. Sikap ayah terhadap rumah, keluarga dan orang lain, terekam dengan baik dalam memori anak. Dibanding anak perempuan, anak laki-laki lebih senang meniru perilaku ayah. Ayah yang bermalas-malasan, memberi jejak pada anak laki-laki untuk juga bersikap demikian. Pada anak perempuan, akan muncul pemahaman negatif tentang laki-laki. Dia akan berkesimpulan, memang begitulah sifat laki-laki! Mulailah jadi ayah oke. Menjadi ayah merupakan proses panjang, yang diawali sejak masa kanak-kanak. Ayah yang santun, yang menghargai istri dan anak-anak, yang peduli urusan rumah, yang sadar perilakunya menjadi teladan bagi anak, tidak terbentuk begitu saja ketika ia sudah jadi ayah. Benih perilaku ini sudah ada dalam dirinya sejak kecil. Tapi, bukan berarti, tak ada harapan bagi para ayah yang ingin menjadi ayah yang lebih baik. Ada cara yang bisa Anda jalankan. Syaratnya, Anda tulus melakukannya.
  • Perlakukan ibunya anak-anak dengan baik. Menjaga keutuhan perkawinan, mendengarkan pendapat istri dan menanggapi kebutuhannya merupakan manifestasi dari perlakuan baik terhadap ibunya anak-anak. Anak mengamati, dan kemudian membentuk perilaku dan pola pikir tentang menghargai pasangan.
  • Peka kondisi rumah. Perhatikan hal-hal kecil di rumah. Misalnya, jangan cuek bila lampu taman dalam beberapa hari ini kedip-kedip. Tak perlu menunggu sampai istri dan anak-anak mengingatkan, "Yah, lampu taman perlu diganti, tuh. Udah dua hari kedip-kedip." Eh, sudah diingatkan masih juga Anda cuek. Jelek sekali ayah yang demikian!
  • Luangkan waktu bersama anak. Cara ayah menggunakan waktu luangnya memberi pemahaman pada anak tentang hal penting dalam hidup ayah. Bila ayah menggunakan waktu luangnya bersama anak, anak paham ia penting dalam kehidupan ayah. Bila ayah asyik bermain sendiri, anak menafsirkan, ayah mementingkan dirinya sendiri.
  • Bicara pada anak. Biasanya ayah hanya mau bicara pada anak bila anak melakukan kesalahan. Mulailah ngobrol dengan anak sejak masih kecil. Dengarkan ide serta masalahnya.
  • Jadilah guru bagi anak. Ajarkan anak-anak hal baik dan buruk. Dengan demikian, mereka akan membuat keputusan yang baik untuk dirinya.
  • Disiplinkan anak dengan cinta. Anak butuh bimbingan dan teladan, bukan cuma hukuman. Tunjukkan tentang dampaknya bila anak tidak disiplin, tetapi tidak dengan menghukumnya.
  • Sediakan waktu untuk makan bersama. Makan malam bersama, misalnya, dapat Anda jadikan kesempatan untuk mendengarkan hal-hal yang dilakukan anak sepanjang hari.
  • Tunjukkan perasaan pada anak. Anak-anak butuh rasa aman dengan cara mengetahui bahwa mereka dibutuhkan dan dicintai ayahnya. Mereka juga butuh dipeluk ayah. Tunjukkan perasaan Anda agar anak-anak yakin Anda mencintainya.

Selasa, 04 Mei 2010

Resensi film " I am SAM"


sinopsis :
Seorang pria (Sam Dawson) dengan keterbelakangan mental harus membesarkan anak seorang diri karena istrinya pergi meninggalkannya sesaat setelah melahirkan. Sampai saat anaknya (Lucy) berumur tujuh tahun, lembaga sosial pengawas anak mengambilnya dari Sam karena sebagai orang tua yang memiliki keterbelakangan mental Sam dianggap tidak mampu membesarkan anaknya.
Namun Sam tidak tinggal diam, segala daya dan upaya dilakukan untuk merebut anaknya. Sam harus bertarung di pengadilan untuk mendapatkan hak asuh anaknya kembali.

Yang menarik ternyata Rita, pengacara profesional sebaliknya sekalipun normal dan memiliki segalanya tapi tidak memiliki hati yang bisa mengasihi anaknya.
Dalam film ini ditampilkan secara gamblang, bahwa bagi seorang anak waktu dan kasih dari orang tua lebih daripada segalanya yang bisa diberikan oleh orang tuanya sekalipun orang tuanya cacat mental seperti Sam.

Selasa, 27 April 2010

Anak-anak Belajar dari Apa yang Mereka Alami dalam Kehidupan Ini


Kalau anak-anak banyak dikritik dalam kehidupannya, mereka akan belajar mengutuk.

Kalau anak-anak banyak mengalami permusuhan dalam kehidupannya, mereka akan belajar berseteru

Kalau anak-anak banyak mengalami ketakutan dalam kehidupannya, mereka akan belajar prihatin

kalau anak-anak banyak dikasihani dalam kehidupannya, mereka akan belajar mengasihani diri sendiri.

Kalau anak-anak banyak dicemooh, mereka akan belajar mengasihani diri sendiri

Kalau anak-anak banyak mengalami kecemburuan dalam kehidupannya, mereka akan belajar iri hati.

Kalau anak-anak banyak mengalami hal yang memalukan dalam kehidupannya, mereka akan belajar merasa bersalah.

Kalau anak-anak banyak diberikan dorongan dalam kehidupannya, mereka akan belajar percaya diri.

Kalau anak-anak merasakan toleransi dalam kehidupannya, mereka akan belajar sabar.

kalau anak-anak banyak dipuji dalam kehidupannya, mereka akan belajar menghargai.

kalau anak-anak merasa diterima dalam kehidupannya, mereka akan belajar mengasihi.

Kalau anak-anak merasa didukung dalam kehidupannya, mereka akan belajar menyukai diri sendiri

kalau anak-anak merasa diakui dalam kehidupannya, mereka akan belajar bahwa mempunyai sasaran itu baik.

Kalau anak-anak dibiasakan berbagi dalam kehidupannya, mereka akan belajar bermurah hati

Kalau anak-anak dibiasakan jujur dalam kehidupannya, mereka akan belajar mengatakan yang sebenarnya.

Kalau anak-anak merasakan keadilan dalam kehidupannya, mereka akan belajar bersikap adil.

Kalau anak-anak banyak diberikan kemurahan dan pertimbangan dalam kehidupannya, mereka akan belajar menghormati.

Kalau anak-anak merasa tenteram dalam kehidupannya, mereka akan belajar percaya kepada diri sendiri maupun orang-orang di sekeliling mereka.

Kalau anak-anak merasakan persahabatan dalam kehidupannya, mereka akan belajar bahwa dunia ini tempat tinggal yang menyenangkan.


Dorothy Law Nolte

Kamis, 22 April 2010

Efek Ketidakhadiran Ayah: Buruk!


JAKARTA, KOMPAS.com — Kebanyakan orang berpendapat, anak merupakan tanggung jawab ibu karena ayah mencari nafkah. Pertimbangkan lagi pandangan ini! Sebab, absennya ayah dalam proses pendidikan terbukti memiliki dampak luar biasa bagi perkembangan anak.

Menyerahkan pendidikan anak hanya kepada ibu tampaknya harus dikaji ulang. Kalau sambil bercanda, kita bisa bilang, "Bikinnya berdua, kok setelah jadi si istri disuruh bertanggung jawab sendiri?” Memang ada beberapa alasan serius yang perlu dipertimbangkan ulang.

Pertama, anak merupakan buah cinta yang direncanakan dan diinginkan bersama antara suami dan istri, yang kehadirannya diharapkan dapat mengokohkan dan memperteguh hubungan mereka sebagai sebuah keluarga. Dengan demikian, keberadaan anak merupakan tanggung jawab suami istri bersama-sama.

Kedua, pembagian kerja secara seksual (sesuai dengan jenis kelamin), urusan publik (mencari nafkah) menjadi tanggung jawab ayah dan urusan domestik (mendidik anak dan mengurus rumah tangga) menjadi tanggung jawab ibu, kini tidak relevan lagi. Kebanyakan ibu kini juga bekerja, di luar ataupun di rumah, untuk menghasilkan uang. Tidak tepat lagi jika pendidikan anak dipasrahkan hanya kepada ibu.

Ketiga, dalam proses tumbuh kembang, ternyata anak-anak membutuhkan kehadiran ayah dan ibu sebagai patron atau panutan dan sumber kasih sayang.

Ayah kadang-kadang
Di Jepang, sebagian orang mencemaskan pertumbuhan anak-anak kota besar yang timpang akibat absennya ayah dalam proses tumbuh kembang generasi kristal itu. Mereka hidup serumah, tetapi pagi-pagi sekali ketika ayah belum bangun, anak sudah berangkat sekolah. Malam hari ketika anak sudah tidur, sang ayah baru pulang.

Begitu kehidupan mereka setiap har sehingga anak-anak tidak punya kesempatan bertemu ayahnya. Dikhawatirkan anak-anak di negara paling makmur di Asia itu bahkan menyaksikan (yang berarti belajar) bagaimana ayah dan ibu berinteraksi pun tidak pernah bisa.

Jika demikian, apakah mereka bisa diharapkan mengerti bagaimana laki-laki dan perempuan berinteraksi secara baik? Lebih dari itu, bagaimana anak-anak dapat tumbuh sebagai pribadi yang utuh dan kuat jika kehadiran ayah nol besar?

Penggambaran situasi semacam itu mungkin berlebihan. Namun, hal itu bisa menjadi peringatan bagi orangtua yang mengharapkan anak-anak tumbuh sehat fisik dan mentalnya agar tidak mengabaikan kebutuhan anak akan kehadiran ayah.

Di Indonesia, kita bisa menyaksikan banyak pria yang hanya kadang-kadang saja menjadi ayah. Mengapa disebut kadang-kadang karena sehari-hari mereka tidak memberikan kontribusi terhadap kebutuhan anak saat menghadapi proses belajar dan pembentukan diri. Hanya kadang-kadang saja mereka teringat dan terlibat dalam urusan anak.

Hal itu terjadi akibat perceraian ataupun lemahnya komitmen ayah terhadap proses tumbuh kembang anak. Lain dengan di Barat, orangtua yang bercerai masih bisa berbagi dalam hal mengurusi anak, di Indonesia perceraian umumnya tidak memerhatikan hak anak. Kalaupun ada perhatian, sebatas soal biaya anak yang dikemukakan. Karena itu, kalau terjadi perceraian, biasanya anak kehilangan salah satu orangtuanya.

Berdampak buruk
Ada sejumlah hasil penelitian yang memperlihatkan efek ketidakhadiran ayah, seperti dikutip menweb.org. Dalam studi yang dilakukan oleh Kalter dan Rembar dari Children’s Psychiatric Hospital, University of Michigan, AS, dari 144 sampel anak dan remaja awal yang orangtuanya bercerai, ditemukan tiga masalah utama.

Sebanyak 63 persen anak mengalami problem psikologis subyektif, seperti gelisah, sedih, suasana hati mudah berubah, fobia, dan depresi. Sebanyak 56 persen kemampuan berprestasinya rendah atau di bawah kemampuan yang pernah mereka capai pada masa sebelumnya. Sebanyak 43 persen melakukan agresi terhadap orangtua.

Dalam studi yang dilakukan khusus terhadap anak-anak perempuan, ditemukan hasil yang kurang lebih sama: 69 persen mengalami problem psikologis, 47 persen punya masalah akademis, dan 41 persen melakukan agresi terhadap orangtuanya.

Dalam Journal of Divorce Harvard University, AS, Rebecca L Drill, PhD, mengatakan, "Akibat perceraian orangtua dan absennya ayah, setelah itu memiliki dampak luar biasa negatif terhadap perasaan anak. Sebagai contoh, perceraian orangtua dan kehilangan ayah terbukti berkaitan erat dengan kesulitan anak melakukan penyesuaian di sekolah, penyesuaian sosial, dan penyesuaian pribadi.”

Singkat kata, tanpa mengabaikan hasil-hasil penelitian lain yang memperlihatkan bahwa anak yang orangtuanya bercerai dapat berhasil dalam hidupnya, absennya figur ayah dalam kehidupan anak memiliki dampak yang buruk terhadap anak. Karena itu, sebaiknya para ayah tidak under estimate atau menilai diri terlalu rendah menyangkut perannya dalam proses tumbuh kembang anak.

Mulai hari ini
Jika Anda, para ayah, merasa memiliki komitmen yang rendah terhadap proses pendidikan anak sehingga hubungan antara ayah dan anak menjadi kurang dekat, buang jauh-jauh ide "sudah telanjur” dari benak Anda!

Prof Rob Palkovitz, konselor dan penulis buku tentang keterlibatan ayah, mengingatkan, "Hentikan berpikir tentang masa lalu dan pusatkan perhatian Anda pada ke mana Anda ingin melangkah!”

Berikut ini beberapa saran Palkovitz berdasarkan hasil risetnya, interaksinya dengan empat anaknya, dan pengalamannya membantu anak-anak yang ayahnya absen dari sisi mereka:

1. Pusatkan perhatian pada hal-hal yang benar dan positif bagi Anda dan anak. Sebagai contoh, katakan kepada diri Anda sendiri, "Betapa membanggakannya Ayah bekerja keras untuk menghidupi keluarga,” tanpa tambahan apa pun, dan betapa berbedanya kalau ada tambahan, "Tetapi, alangkah lebih baiknya kalau Ayah lebih sering berada di rumah." Sebaliknya, bicaralah kepada anak Anda, "Betapa bangganya menjadi ayahmu, Nak,” tanpa pernah menambahkan kalimat, “Tetapi, akan lebih membanggakan kalau kamu bisa membereskan kamarmu.” Jika Anda dapat memahami kedua hal tersebut, berarti dua langkah membangun hubungan sudah Anda lalui.

2. Butuh waktu bertahun-tahun untuk membangun hubungan. Karena itu, pahami saat ini Anda berada di titik mana dan ingin menuju ke titik mana.

3. Kehidupan ini dibangun oleh jutaan "sekarang juga". Jika Anda ingin membangun hubungan baik dengan anak-anak, mulailah sekarang juga.

4. Pikirkan kalimat apa yang ingin diucapkan oleh anak-anak ketika mereka meninggalkan rumah: “Ayahku selalu...” Kata-kata apa yang Anda inginkan diucapkan anak-anak untuk melengkapi kalimat tersebut, maka itulah jalan untuk memulai perubahan sikap Anda sendiri. Mau jadi ayah yang baik?

Kriteria ayah yang baik
Dalam bukunya yang berjudul Involved Fathering and Men’s Adult Development: Provisional Balances, Prof Rob Palkovitz membuat kriteria tentang kualitas seorang ayah yang baik. Simak dan periksa, apakah Anda termasuk di dalamnya!

Perceraian ayah dan ibu tidak dapat menjadi alasan yang cukup untuk menilai diri baik atau tidak sebagai ayah. Sebab, meskipun ada istilah “bekas istri” atau “bekas suami,” tidak ada “bekas ayah”.

  • Suportif
  • Menetapkan peraturan
  • Bertindak sebagai guru
  • Pembimbing moral
  • Menjadi model peran bagi anak
  • Memiliki kesabaran
  • Pendengar yang baik
  • Pemberi nafkah yang baik
  • Hidup sesuai dengan harapannya atas kehidupan anaknya
  • Tetap ingat bagaimana rasanya menjadi anak sehingga mengerti perasaan anak



@ Widya Saraswati

Selasa, 20 April 2010

PASKAH: Hari Raya Pertama yang diperintahkan TUHAN kepada ISRAEL


Sebelum Tulah kesepuluh yang membuat Firaun memberikan ijin bangsa Israel keluar dari MESIR setelah diperbudak 400 tahun, Allah memerintahkan kepada umat Israel melakukan perintahNYA yang pertama sebelum banyak peraturan dan perintah lainnya yang diberikan melalui Musa, yaitu mengadakan PASKAH pertama.
Seluruh anggota keluarga harus berkumpul di rumah dan menyantap daging domba yang mengandung arti pemulihan hubungan dengan Tuhan dan hubungan keluarga. 2 hal ini dianggap penting bagi Allah sehingga diperintahkan jauh-jauh sebelum perintah-perintah atau kegiatan pelayanan lainnya. Bahkan sebelum berkat besar yang akan mereka terima esok hari.

Rabu, 07 April 2010

Naskah Game cenderung Agresif


Profesor Barbara Krahe dari University of postdam percaya bahwa para pembunuh mungkin telah memainkan "naskah yang agresif".
"Begitu gerbang untuk bersikap kasar telah dilalui, orangpun tinggal mengikuti suatu pola. Game memungkinkan untuk memberikan naskah semacam itu. Anda tidak perlu memutuskan untuk setiap adegan, apa yang akan saya lakukan berikutnya. Anda tinggal mengikuti naskah."
Konsep "Gerbang Kekerasan" telah didiskusikan oleh Centrewall dan Let. Kol. Dave Grossman, seorang psikolog militer yang telah membantu melatih tentara untuk membunuh. Menurut Grossman, bukti untuk menghubungkan media dengan meningkatnya tingkat kejahatan di masyarakat adalah lebih kuat daripada hubungan antara kanker paru-paru dan merokok.
Dia mengemukakan bahwa media elektronik telah mengubah "Gerbang Kekerasan" kita akrena video game menggunakan banyak teknik yang digunakan militer untuk mengubah "Gerbang Kekerasan" dan mendorong tentara untuk membunuh. Akibatnya, orang yang lebih mudah mengalami kekerasan lebih mudah menjadi kasar. (The Media Diet for Kids)

Film "Flywheel"


Sinopsis :
Jay Austin, seorang penjual mobil bekas akan melakukan segala cara untuk menjual mobil dan mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Ia menipu semua pelanggannya termasuk pendeta di gerejanya, bahkan keluarganya sendiri mengetahui bahwa ia tidak lagi bisa dipercaya. Hingga suatu saat, Tuhan menyadarkan Jay untuk berubah menjadi orang yang lebih baik. Melalui sebuah perjalanan spiritual, Jay belajar untuk menghargai Tuhan dalam bisnisnya dan hidupnya.

Flywheel merupakan film drama pertama yang diproduksi oleh Alex Kendrick, seorang pendeta di Gereja Baptis Sherwood. Pastinya film ini ber"aroma" Kristiani sekali. Temanya sebenarnya sederhana, perjalanan seorang Jay Austin menjadi hamba Tuhan. Dalam film ini digambarkan bagaimana Jay mengalami perubahan dalam hubungannya dengan keluarga dan Tuhan sehingga menjadi lebih baik. Film ini cukup menarik, sayangnya bagian awal film menurut saya berjalan agak lamban sehingga sedikit membosankan tapi secara keseluruhan yang saya bisa katakan adalah : menarik! Terutama ada bagian yang sangat jelas digambarkan bagaimana pergumulan Jay Austin dalam rangka menjadi teladan bagi anaknya yang selama ini melihat perbuatan dosanya. Tema yang sederhana bisa diolah menjadi film yang menarik, apalagi mengingat ini film pertama dari Alex Kendrick.
Fakta: semua kru dan pemain dari film merupakan sukarelawan dari jemaat gereja Sherwood. Lokasi syuting juga meminjam rumah dan tempat usaha dari jemaat.

Sabtu, 03 April 2010

Penyebab Allah murka...!

Maleakhi 4:6 Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.

Di seluruh alkitab hanya ada 2 kali Allah menyatakan akan memusnahkan bumi, yang pertama saat air bah dan dilakukan oleh Allah, dan yang kedua di kitab Maleakhi ini.
Mengapa Allah begitu murka kalau hubungan bapa dan anaknya terputus ? karena sebenarnya hubungan kasih antara ayah dengan anak adalah presentasi kehadiran Allah itu sendiri.
Hubungan suatu keluarga dalam Kristus adalah "etalase-NYA" hadirat Allah di dunia.

"... and Go Home !"


Hampir semua orang yang disembuhkan secara mujizat oleh Tuhan Yesus selama pelayananNYA di dunia sebagai manusia selalu disuruh untuk pulang ke rumahnya atau ke kampungnya. Memang ada sebagian yang disuruh oleh Tuhan Yesus untuk menunjukkan dirinya kepada para imam. Tapi hampir semua disuruh pulang ke rumah, mengapa ? Karena ternyata semua berkat keselamatan dan kesembuhan yang diberikan oleh Tuhan Yesus ditujukan untuk menjadi berkat bagi keluarga. Bahkan Zakheus dan Matius si pemungut cukai diminta oleh Tuhan Yesus untuk berbincang-bincang (pemuridan) di rumahnya. Maria, Marta & Lazarus diajak bicara oleh Tuhan Yesus di rumah.
Mengapa keluarga penting bagi Allah ?
kitab Ephesus 5:32 menjelaskan bahwa: " Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat." Dalam keluarga mengandung rahasia yang besar, karena hanya melalui keluargalah dunia bisa melihat Allah secara utuh.

Mari kita arahkan tenaga dan doa kita agar semakin banyak keluarga dipulihkan melalui anggota keluarganya yang telah lebih dahulu menerima berkat keselamatan dari DIA.

Jumat, 26 Maret 2010

Kamis, 25 Maret 2010

Film "Blind Side"


Saya telah menonton Film Blind Side, yang bintangnya Sandra Bulock (SB) mendapat oscar 2010 karena perannya di film ini.
Film tersebut diangkat dari kisah nyata keluarga kristen kulit putih kaya tinggal di Memphis, USA ,(Kel. Touhy) yang mengadopsi seorang anak remaja gelandangan kulit hitam, yang semula secara akademis bodoh tapi mempunyai bakat bermain american football.
Ibu dari keluarga ini, Leigh Anne Touhy,yg diperankan SB sempat diejek dan mendapat tantangan dari teman2nya karena mengadopsi anak kulit hitam.
Tapi dengan kegigihan, kekompakan keluarga dan menerima si anak dengan segala keberadaannya (dan saya yakin dengan doa, walau tdk ditonjolkan dalam film, karena film ini film untuk tujuan komersial), si anak kulit hitam, Michael Oher, berhasil berprestasi dalam akademik dan olahraga(american football), dan diperebutkan oleh beberapa perguruan tinggi di AS yang menawarkan beasiswa. Michael Oher sekarang ini menjadi pemain American Football yang berprestasi (bisa di search by google) dan memilih kuliah di almameter orangtua adosinya.
Film ini sarat dengan nilai-nilai kasih, kerja keras, ketekunaan dan tidak ada yang mustahil. Kisah ini bukan fiksi, tapi benar-benar terjadi. Lengkapnya tentang keluarga ini bisa di search by google.

Haggadah


Haggadah (Yahudi: הגדה) adalah teks religius umat Yahudi yang dibaca pada saat perayaan Perjamuan Paskah. Haggadah, yang berarti "menceritakan" atau pemenuhan dari mitzvah (perintah) bagi setiap individu Yahudi untuk menceritakan pada keturunan mereka tentang pembebasan bangsa Yahudi dari perbudakan di Mesir, seperti yang dijelaskan pada kitab Keluaran dan Taurat.

Filosofi "Haggadah"adalah Komunitas keluarga, ayah membacakan kisah Haggadah dan renungan setelah itu saling share tentang kisah pertobatan masing-masing dimulai dari orang tua, diakhiri dengan perjamuan kudus dan saling mendoakan.