www.kegawarrior.com

Selasa, 22 Juni 2010

100 Tahun Hari Ayah



Setiap minggu ketiga di bulan Juni diperingati sebagai hari Ayah (Father's Day) di beberapa negara. Sedangkan beberapa negara lain peringatan hari Ayah dilaksanakan di bulan-bulan yang lain. Australia dan Selandia Baru merayakan di bulan September, sedangkan Skandinavia, Norwegia, Swedia, Finlandia merayakannya di bulan Nopember. Indonesia memang belum memberlakukan hari Ayah ini, yang ada hanya hari Ibu.

Sejarah mencatat, hari Ayah ini dicetuskan tahun 1909-an oleh Sonora Smart-Dodd. Ia mengusulkan hari ayah ini karena mau menghargai ayahnya yang telah membesarkan 7 anak tanpa didampingi ibunya. Ide yang konyol ini pada mulanya ditertawakan oleh banyak orang. Kerja kerasnya mulai menunjukkan tanda-tanda keberhasilan ketika Menteri Spokane merayakan Hari Ayah pertama pada 19 Juni 1910. Dengan dukungan dari Menteri Spokane ini maka diadakanlah acara festival (perayaan) Hari Ayah dengan sangat meriah.

Pada tahun 1972, Presiden AS Richard Nixon, akhirnya menetapkan bahwa pada minggu ketiga bulan Juni adalah Hari Ayah Nasional di AS.

Generasi ini membutuhkan sosok ayah yang dapat melindungi mereka. Sosok ayah yang mengajar dan menjadi teladan bagi mereka.

Be Father for next generation..!

Ismael.. kehilangan Abraham, ayahnya... ia juga sempat ditinggalkan ibunya. Ismael hanya mendapatkan air dan roti dari Abraham, ayahnya. Sejak itu ia tidak pernah bertemu lagi dengan ayahnya sampai pada pemakaman Abraham. Betapa sakit dan lukanya Ismael... Ia berteriak dan Allah mendengar! (arti Ismael: Allah mendengar). Allah menyediakn sumur penuh dengan air, dan ia meminumnya.

Kaum Ismael meneriakkan kekeringan dan kepahitannya..saat-saat ini. Mereka akan mendapatkan kesegaran dari air hidup, yaitu Yesus. Waktunya sedang digenapi. Siapkah kita menyambut mereka, dalam pertobatan dan pemulihan besar-besaran? Siapkah kita menjadi "ayah" bagi mereka generasi yang terhilang? Mereka yang mencari "ayah" selama ini...dan akan menemukan pada diri Anda.

Be Father for next Generation..!

Menjadi ayah bukan hanya di keluarga kita, atau hanya untuk orang percaya saja, namun siapkah kita juga menjadi bagi ayah bagi mereka yang sedang kekeringan berteriak mencari "ayah" juga?

Be Father for next Generation..!

GBU
Kak Toni

Rabu, 16 Juni 2010

Pintu Pornografi Anak-Anak


Maraknya kasus video Luna-Ariel beberapa waktu lalu membuat para orangtua ikut resah. Bukan karena image idola mereka yang tercoreng, namun lebih pada ikut maraknya peredaran video tersebut pada anak-anak mereka. Rasa ingin tahu yang besar pada anak-anak mendorong mereka untuk mencari video Luna-Ariel.

Beberapa waktu lalu Yayasan Kita dan Buah Hati memaparkan hasil penelitian yang telah dilakukan sejak 2008 (Januari 2008 – Februari 2010) di hadapan Komisi Nasional Perlindungan Anak tentang perilaku anak terhadap pornografi. Penelitian ini berdasarkan 2.818 sampel yang diambil pada anak-anak kelas IV-VI. Apa hasil survey tersebut?

Sebesar 67% anak-anak pernah mengakses pornografi. Sebenarnya hal ini pun saya temui di lapangan saat dilakukan survey praktis. Hal ini belum dibagi berdasarkan jenis kelamin. Jika dipisahkan berdasarkan jenis kelamin, dapat diasumsikan bahwa anak laki-laki mendominasi perilaku akses pornografi itu. Di mata anak-anak, pornografi adalah gambar telanjang (31%), sesuatu yang jorok (29%), menunjukkan aurat dan bagian yang tidak boleh dilihat (12%).

Media apa yang digunakan anak-anak tersebut: 24% (komik), 22% (situs internet), 17% (Game Elektronik), 12% (TV/film), 6% (telepon genggam/HP), 6% (Majalah), 5% (Koran/tabloid). Ternyata Komik dapat menjadi gerbang utama akses pornografi pada anak-anak. Dalam pengamatan di lapangan, saya pernah menemukan komik-komik jenis XXX yang diperjualbelikan atau diperpinjamkan secara bebas. Anak-anak dapat meminjam tanpa perlu ada larangan dari pemilik perpustakaan atau toko buku. Dari pengakuan pemilik perpustakaan mereka mendapatkan paket-paket komik dalam bentuk segel, sehingga mereka tidak tahu isi/cerita komik tersebut sebelumnya. Isi gambar pornografi dalam komik itu diketahui setelah ada laporan dari peminjam. Demikian hasil studi lapangan yang saya lakukan beberapa tahun yang lalu. Hasil survey ini dapat berubah atau bergeser seiiring dengan waktu serta perkembangan di lapangan.

Survey ini masih berlanjut, apa motivasi anak-anak mengakses konten pornografi? 21% (karena iseng), 18% (penasaran), 9% (ikut teman), 3% (takut dianggap kurang pergaulan). Keisengan dapat diartikan sebagai perilaku tanpa tujuan jelas, atau dorongan tanpa maksud jelas. Perilaku ini dapat diabaikan tanpa konsekuen tertentu. Jadi dapat dihilangkan (tidak dilakukan) tanpa akibat pada dirinya. Coba bandingkan dengan motivasi yang lain. “Ikut teman”, jika ia tidak melihatnya akan berakibat dijauhi teman-temannya.
Anak-anak seharusnya dibimbing untuk bertanggungjawab dalam setiap pilihan yang diambil. Akibat-akibat sebuah perilaku. Ajarkan berpikir panjang sebelum bertindak.

Sebenarnya, bukan saja pornografi yang anak-anak kita. Masih ada yang lain... OKULTISME, KEKERASAN, PEMIKIRAN-PEMIKIRAN MENENTANG FIRMAN TUHAN.. dan semuanya dikemas dengan cantik dalam media yang sehari-hari membombardir anak-anak kita.

Berjaga-jagalah dan waspadalah. Dampingi anak-anak dan ajarkan mereka takut akan Tuhan. Let’s move, and be mover NOW!

Kak Toni

Sabtu, 05 Juni 2010

Masak Bersama Si Kecil


Mungkin Anda berpikir, buat apa? Cuma bikin dapur kotor dan berantakan saja. Jangan lupa, memasak bersama anak bukan hanya menambah pengetahuan si kecil, tapi juga bisa mempererat ikatan Anda dan anak.
Minta si sulung atau si bungsu menentukan, apa masakan yang akan Anda olah bersama. Ajak mereka belanja, memilih bahan, menyiapkna bumbu, dan memasak. Jadikan kegiatan ini sebagai sebuah rutinitas. Nikmat, lo, masak bersama anak-anak. Bisa tertawa bersama, bertukar cerita, dan akhirnya menyantap hidangan bersama pula.
Berikut 10 tips yang bisa dilakukan
1. Matikan pesawat televisi saat memasak dan waktu makan.
Acara TV adalah gangguan terbesar saat Anda menginginkan adanya interaksi di antara anggota keluarga.
2. Delegasikan tanggung jawab dari keseluruhan hidangan yang akan disiapkan ke anak-anak. Mulailah dengan menentukan bersama apa yang akan dimasak/disiapkan.
3. Berbelanjalah keperluan memasak dengan anak¬anak. Beri mereka kesempatan untuk memilih sayuran, daging, kentang/tepung/nasi dan bahan makanan lainnya sesuai kebutuhan.
4. Tentukan anggaran belanja dan buatlah anak-anak mematuhi anggaran belanja yang telah ditentukan. Dengan demikian, Anda telah mengajarkan mereka perilaku tidak konsumtif. Ajak anak-anak membandingkan harga dari bahan mentah dan harga makanan siap saji/matang.
5. Mulailah dari resep makanan yang paling disukai anak Anda. Sudah tentu mereka akan jadi lebih bersemangat.
6. Untuk anak-anak yang susah makan, mulailah dari makanan penutupnya. Saat mereka mengerjakan makanan penutup, sertakan mereka untuk membantu Anda memuat hidangan utamanya.
7. Jadikan meja makan sebagai satu tempat yang "sakral" dengan membuatnya selalu dalam
keadaan teratur. Pasanglah selalu taplak dan serbet dari bahan yang mudah perawatannya. Jangan biarkan meja makan dipenuhi dengan surat-surat dan barang-barang yang seharusnya bukan di situ letaknya.
8. Buatlah makan malam menjadi satu acara tradisi keluarga. Misalnya, dengan cara tidak memperbolehkan seseorangpun untuk memulai makan atau mengeluarkan hidangan, sebelum seluruh anggota keluarga lengkap duduk di meja makan.
9. Tunjukkan pada anak-anak, selama mereka beraktivitas di dalam dapur, Anda akan selalu memberi perhatian kepada mereka. Jangan biarkan mereka memanggil Anda dari ruangan mana pun di rumah Anda.
10. Buatlah waktu makan menjadi acara bincang-bincang yang menarik (tentu dapat juga pada dilakukan saat masak dan menyantap hidangan) dengan pokok pembicaraan yang menarik bagi anak.
Ingat baik-baik, saat seperti ini bukanlah waktu yang tepat untuk "membombardir" anak-anak dengan berbagai pertanyaan mengenai pekerjaan rumah atau masalah-masalah mereka di sekolah. (Dwi Aristyo)

HATI-HATI: AKTIVASI MIDBRAIN


e-BinaGuru -- MILIS DISKUSI PARA PELAYAN ANAK DAN GURU SEKOLAH MINGGU 

Mohon anda sebagai orang tua berhati-hati; karena organisasi ini mengincar masa depan anak kita; krn di DENPASAR, MADIUN, SURABAYA dan YOGYA sdh banyak yg tergiur.

Mrk sedang melakukan promosi besar2an dengan kata2 : AKTIVASI MIDBRAIN / OTAK TENGAH yang secara ilmiah dapat diterima dengan akal, serta juga pernah disiarkan di : RCTI & METRO TV; ditawarkan kepada para orang tua yang memiliki anak usia 5 - 15 tahun sbb :

1. Dengan membayar 3,5 juta anak kita akan diaktifkan Otak Tengahnya selama 2 hari @ 6 jam dalam ruangan tertutup (orang tua tdk boleh masuk)

2. Setelah proses 2 hari mereka dapat membaca dan beraktifitas dengan mata tertutup hanya dalam waktu 2 hari.

3. Mereka memakai istilah "Blind Fold Reading Method"

Namun berdasarkan data-data kesaksian, informasi, penelitian yang kami dapatkan; pengaktifan dlm ruangan tertutup selama 2 hari tersebut memakai sistem sebagai berikut:
HIPNOTIS/HIPNOSIS/ TERAPI GELOMBANG OTAK ; yang secara keseluruhan memakai sistem yang sama namun diilmiahkan. Karena hipnotis sekarang dapat dilakukan tanpa memakai PENDULUM (bisa memakai musik & alat digital).

Informasi lainnya; apabila mereka mencatut nama anak2 hamba Tuhan, seperti : anak Pdt. Petrus Agung, anak Pdt. Arifin (bethany), serta lainnya; hal tersebut adalah kebohongan semata... Karena berdasarkan cross check langsung, mereka menyatakan TIDAK MENYETUJUI bisnis ini.
Karena sangat BERBAHAYA .. !!! Jgn bahayakan anak2 kita .. !!!

45 Persen Remaja Jakarta Pakai Narkoba


By Eko Priliawito, Sandy Adam Mahaputra - Jumat, 4 Juni


VIVAnews - Angka pengguna narkoba pada kalangan remaja di Jakarta terus mengalami peningkatan yang tajam. Dalam lingkungan sekolah jumlahnya mencapai 45 persen.

Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya bekerjasama dengan Dinas Pendidikan DKI Jakarta membentuk nota kesapahaman untuk memasukkan penyuluhan dan pencegahan narkoba di dalam kurikulum pendidikan.

Wakapolda Brigjen Putut Bagusprasetyo mengatakan, kegiatan ini merupakan implementasi kebijakan Kapolri untuk membangun partnership building. Demi menjalin kerjasama dengan institusi pemerintah maupun masyarakat dalam melaksanakan pencegahan penyalahgunaan narkoba.

"Ini merupakan upaya preventif untuk mencegah anak-anak muda atau usia produksif agar tidak terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba," ujarnya kepada wartawan, Jumat 4 Juni 2010.

Hal senada juga diungkapkan, oleh Direktur Narkoba Polda Metro Jaya, Kombes Anjan Pramuka Putra. Menurutnya dari data yang ada pada tahun 2010, para pengguna narkoba di usia remaja atau produktif (SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi) di Jakarta sebanyak 45 persen.

"Jumlah ini cukup mengkhawatirkan, untuk itu perlu adanya sebuah penyuluhan, pencegahan, serta dampak dari narkoba yang dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan," jelas Anjan.

Ia melanjutkan, dimasukkannya masalah penyuluhan dan pecegahan narkoba ke dalam kurikulum pendidikan, dinilai bisa meredam angka penggunaan narkoba di kalangan pelajar.

Seperti yang tertuang dalam UU No 35 Tahun 2009, pasal 60, dimana bahaya narkoba harus dimaksudkan ke kurimulum pendidikan dilingkungan sekolah. "Diharapkan jika sudah dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah baik negeri dan swasta, sekolah DKI Jakarta bisa jadi percontohan untuk provinsi lain," tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taufik Yudi Mulyanto menyembut baik adanya nota kesepahaman tersebut. Ia menuturkan, dengan masuknya kurikulum bahaya narkoba dinilai dapat memberikan pencegahan kepada siswa akan dampak buruk dari narkotika.

"Prinsipnya kita mencegah terus dan memberikan pemahaman kepada seluruh unsur pendidik dan siswa," imbuhnya.

Nantinya, sambung Taufik, kurikulum bahaya narkoba akan diberlakukan untuk tingkat SD, SMP, SMA di Jakarta. "Guru-guru juga akan diberikan pelatihan, dan tentunya akan dibuat modul-modul tentang bahaya narkoba, mulai dari pencegahan dan penyuluhannya," tutupnya. (adi)

Rabu, 02 Juni 2010

Anak-anak Indonesia


( dicuplik dari booklet MENGUBAH GENERASI )

Keadaan yang memprihatinkan di tahun 2009:
  • 2,3 juta anak menjadi korban kekerasan, 61,4 % pelaku kekerasan terhadap anak adalah orang tua (sumber:Kementrian Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak - Susenas th 2006 )
  • Setiap tahun 2,6 juta anak diaborsi di Indonesia, tertinggi di Asia dan peringkat ke-3 dunia setelah China & India. (Sumber: www.hisbut_tahir.co.id)
  • 24% dari pelaku aborsi berusia dibawah 19 tahun (sumber: www.aborsi.org)
  • 111.000 Pelajar SMP-SMU adalah pengguna narkoba. 12.848 anak SD teridentifikasi mengkonsumsi narkoba (sumber: BNN - Kom Nas PA)
  • 2,5 juta anak usia 7 - 15 tahun tidak memperoleh hak untuk pendidikan dasar 9 tahun karena berbagai alasan ( sumber KomNas PA - catatan 2009)
  • Ribuan kasus AIDS dalam usia 18-25 tahun membuktikan bahwa penularan terjadi pada masa anak-anak dan remaja Indonesia dan sedang naik secara mengejutkan (sumber: World Vision 2009)