www.kegawarrior.com

Rabu, 16 Juni 2010

Pintu Pornografi Anak-Anak


Maraknya kasus video Luna-Ariel beberapa waktu lalu membuat para orangtua ikut resah. Bukan karena image idola mereka yang tercoreng, namun lebih pada ikut maraknya peredaran video tersebut pada anak-anak mereka. Rasa ingin tahu yang besar pada anak-anak mendorong mereka untuk mencari video Luna-Ariel.

Beberapa waktu lalu Yayasan Kita dan Buah Hati memaparkan hasil penelitian yang telah dilakukan sejak 2008 (Januari 2008 – Februari 2010) di hadapan Komisi Nasional Perlindungan Anak tentang perilaku anak terhadap pornografi. Penelitian ini berdasarkan 2.818 sampel yang diambil pada anak-anak kelas IV-VI. Apa hasil survey tersebut?

Sebesar 67% anak-anak pernah mengakses pornografi. Sebenarnya hal ini pun saya temui di lapangan saat dilakukan survey praktis. Hal ini belum dibagi berdasarkan jenis kelamin. Jika dipisahkan berdasarkan jenis kelamin, dapat diasumsikan bahwa anak laki-laki mendominasi perilaku akses pornografi itu. Di mata anak-anak, pornografi adalah gambar telanjang (31%), sesuatu yang jorok (29%), menunjukkan aurat dan bagian yang tidak boleh dilihat (12%).

Media apa yang digunakan anak-anak tersebut: 24% (komik), 22% (situs internet), 17% (Game Elektronik), 12% (TV/film), 6% (telepon genggam/HP), 6% (Majalah), 5% (Koran/tabloid). Ternyata Komik dapat menjadi gerbang utama akses pornografi pada anak-anak. Dalam pengamatan di lapangan, saya pernah menemukan komik-komik jenis XXX yang diperjualbelikan atau diperpinjamkan secara bebas. Anak-anak dapat meminjam tanpa perlu ada larangan dari pemilik perpustakaan atau toko buku. Dari pengakuan pemilik perpustakaan mereka mendapatkan paket-paket komik dalam bentuk segel, sehingga mereka tidak tahu isi/cerita komik tersebut sebelumnya. Isi gambar pornografi dalam komik itu diketahui setelah ada laporan dari peminjam. Demikian hasil studi lapangan yang saya lakukan beberapa tahun yang lalu. Hasil survey ini dapat berubah atau bergeser seiiring dengan waktu serta perkembangan di lapangan.

Survey ini masih berlanjut, apa motivasi anak-anak mengakses konten pornografi? 21% (karena iseng), 18% (penasaran), 9% (ikut teman), 3% (takut dianggap kurang pergaulan). Keisengan dapat diartikan sebagai perilaku tanpa tujuan jelas, atau dorongan tanpa maksud jelas. Perilaku ini dapat diabaikan tanpa konsekuen tertentu. Jadi dapat dihilangkan (tidak dilakukan) tanpa akibat pada dirinya. Coba bandingkan dengan motivasi yang lain. “Ikut teman”, jika ia tidak melihatnya akan berakibat dijauhi teman-temannya.
Anak-anak seharusnya dibimbing untuk bertanggungjawab dalam setiap pilihan yang diambil. Akibat-akibat sebuah perilaku. Ajarkan berpikir panjang sebelum bertindak.

Sebenarnya, bukan saja pornografi yang anak-anak kita. Masih ada yang lain... OKULTISME, KEKERASAN, PEMIKIRAN-PEMIKIRAN MENENTANG FIRMAN TUHAN.. dan semuanya dikemas dengan cantik dalam media yang sehari-hari membombardir anak-anak kita.

Berjaga-jagalah dan waspadalah. Dampingi anak-anak dan ajarkan mereka takut akan Tuhan. Let’s move, and be mover NOW!

Kak Toni

Tidak ada komentar:

Posting Komentar